LAMPUNG SELATAN — Negara ini seolah sedang dipermainkan. PT Afko Makmur Sentosa (PT.AMS), pasalnya perusahaan yang baru berdiri dan diduga kuat belum memiliki izin operasional di wilayah polda Lampung ini, tiba-tiba melenggang mulus memenangkan proyek bernilai miliaran rupiah dan dipercaya untuk mengelola layanan Office Boy (OB) dan jasa keamanan, serta beberapa kegiatan lainnya bermodalkan satu PT di ruas tol Bakauheni–Terbanggi.
Menanggapi hal tersebut, Benny N.A Puspanegara, pemerhati kebijakan hukum, sosial, dan publik, menyebut langsung bahwa ini bukan sekadar kejanggalan biasa. Ia menduga ada “tangan sakti” yang bermain kotor di balik proyek tersebut.
“Kalau benar ini terjadi, jelas ada yang mengatur dari balik layar. Perusahaan baru seumur jagung, izin diduga belum ada, tapi bisa menang proyek miliaran? Ini akal-akalan, jangan bodohi publik. Kita ini bukan hidup di zaman kegelapan, rakyat sudah cerdas!” tegas Benny.
Ia mengungkapkan, bahkan perusahaan besar sekalipun butuh waktu dan proses panjang untuk masuk dalam proyek bernilai besar, apalagi di sektor jasa pengamanan yang izinnya sangat ketat dan tidak bisa diakali.
“Mau main di jasa kebersihan silakan. Tapi kalau bicara jasa keamanan, itu ada regulasi tegas. Harus punya izin resmi dari Kemenkumham. Kalau izin belum ada tapi proyek sudah digondol, itu namanya pembangkangan hukum,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Benny menyebut para pelaku di balik proyek ini telah mengangkangi aturan negara dan bersikap seolah republik ini milik pribadi mereka.
“Ini bukan negara milik nenek moyang kalian! Jangan anggap remeh pemerintahan di bawah Presiden Prabowo Subianto. Kalau kalian pikir bisa main seenaknya, itu artinya kalian sedang menantang negara!” kata Benny.
Ia menegaskan bahwa negara ini tidak boleh tunduk pada permainan kotor segelintir elit atau oknum yang merasa kebal hukum.
“Negara ini punya alat, punya regulasi, dan punya kehormatan. Jangan tunggu Presiden marah! Aparat harus bergerak, bongkar siapa yang main, siapa yang melindungi. Ini bukan persoalan kecil, ini pelecehan terhadap sistem negara!”
Sebagai tokoh relawan 02, Benny meminta aparat penegak hukum untuk segera menyapu bersih praktik-praktik culas yang mencederai kepercayaan rakyat.
“Kalau aparat diam, berarti ikut bermain. Jangan jadi bagian dari kejahatan! Negara harus hadir, jangan kalah oleh tangan-tangan siluman yang merasa tak tersentuh hukum!” tutupnya. (Tim/Hen)