Bandat Lampung (Kaganga)-Dengan blunder yang pernah terjadi, dan kali ini soal tidak berizinnya SMA Siger yang digagas Wali Kota Bandar Lampung Eva Dwiana, pemerhati kebijakan hukum, sosial, dan publik Benny N.A. Puspanegara memberikan saran kepada Bunda Wali agar segera ambil cuti—biar santai dulu, rileks sambil ngopi-ngopi.
Dalam kurun waktu beruntun, Wali Kota disebut telah melakukan sejumlah kecerobohan. Mulai dari wacana kereta gantung dengan rute yang tidak jelas dan berpindah-pindah, hingga masalah pendirian SMA Siger saat ini. “Kok bisa sekolah sudah dimulai tapi izinnya belum ada sama sekali? Padahal pendirian sekolah swasta itu mutlak harus memenuhi 30 persyaratan administratif,” ujar Benny.
Itu sebabnya, Benny menyarankan agar Bunda Wali rehat sejenak. “Mungkin selama ini waktu beliau habis untuk berpikir keras menghadapi berbagai masalah di Bandar Lampung, sampai tidak sempat lagi santai dan menikmati waktu untuk diri sendiri,” katanya.
“Atau jangan-jangan Bunda sedang latihan naik level jadi BE 1 alias Gubernur Lampung,” sindir Benny, karena menurutnya langkah yang dilakukan Wali Kota tersebut sejatinya merupakan ranah Pemerintah Provinsi.
Lebih lanjut, Benny menegaskan bahwa jika operasional sekolah dibiayai pemerintah kota, maka itu jelas menabrak aturan. Banyak pihak, kata dia, menyebut Wali Kota ini galak. “Tapi dengan kejadian ini, saya menilai selain galak, beliau juga lucu. Masak pucuk pimpinan kotamadya tidak paham soal syarat mendirikan sekolah? Atau memang sudah terbiasa menabrak regulasi,” ujarnya.
Tak hanya Wali Kota, Benny juga mengkritik internal Pemerintah Kota Bandar Lampung. “Mana wakilnya? Mana asisten dan kepala dinasnya? Sangat terkesan Wali Kota ini sibuk bekerja sendiri,” katanya.
Tak ketinggalan, ia juga mempertanyakan keberadaan wakil rakyat di DPRD Kota Bandar Lampung. “Kemana mereka? Apa kerja mereka? Mana suara mereka?” tanyanya.
“Sangat berbanding terbalik dengan suasana menjelang pemilu legislatif. Saat itu, hingar bingarnya luar biasa. Dari jalan utama sampai gang kecil penuh dengan baliho dan poster-poster, lengkap dengan janji dan slogan-slogan manis—melebihi manisnya Gula Tebu Nyonya Lee,” pungkas Benny N.A. Puspanegara.
Berikut














