Musda Golkar Bandar lampung Berakhir Antiklimaks,Dinamika Internal menguat

Bandar Lampung (kaganga.id)-Musyawarah Daerah II yang ke XI Partai Golkar Kota Bandar Lampung berakhir anti klimaks dengan adanya penundaan tanpa batas waktu pemilihan ketuanya. Tentu ini merupakan dinamika yang hidup di Partai Golongan Karya, terkhusus di Bandar Lampung.

“Partai Golkar ini partai tua, partai yang mampu tetap eksis dan selalu masuk di tiga besar partai pemenang pemilihan legislatif terutama di tingkat DPR RI, tentu pemilihan ketua akan selalu berdinamika, apalagi di beberapa daerah yang kader potensial untuk memimpin di tingkat daerah punya kapasitas semua, sehingga tentu akan menjadi kebanggaan kader untuk memimpin partai tersebut”. Ujar Candrawansah akademisi Universitas Lampung sekaligus sekretaris umum Fokal IMM Lampung ini.

Selanjutnya, menurut saya, Partai Golkar di Kota Bandar Lampung ini salah satu partai yang diperhitungkan atau punya basis masa yang jelas, ini dapat dilihat dari beberapa daerah pemilihan yang hampir memperoleh dua kursi tiap dapilnya. Walaupun Partai Golkar belum menjadi pimpinan di DPRD Kota Bandar Lampung.

Tentu, ketua partai terkhusus di Kota Bandar Lampung akan menjadi magnet tersendiri bagi kader untuk memimpin. Kalau dilihat beberapa informasi di beberapa media, Handitya Narapati dan Benny HN Mansyur berebut untuk menjadi ketua. Apabila juga dilihat bahwa memang keduanya mempunyai modal yang kuat dalam memimpin Partai Golkar. Handitya yang pernah menjadi Wakil Bupati serta sekarang menjadi anggota DPRD Provinsi Lampung sedangkan Benny HN Mansyur merupakan politikus Kota Bandar Lampung yang pernah menjadi Anggota DPRD Kota Bandar Lampung serta adik kandung dari Bendahara Partai Golkar Lampung Tony Eka Candra.

Akan tetapi, Handitya Narapati ini mempunyai keunggulan yang lebih dikarenakan selain anggota DPRD Provinsi Lampung dan mantan Wakil Bupati, yang bersangkutan merupakan adik dari Ryco Menoza yang merupakan DPR RI, selain itu Handitya telah mendapatkan dukungan dari 11 pimpinan kecamatan, AMPG serta Pimpinan Kelurahan dari 11 kecamatan, yang merupakan akar rumput kekuatan partai berlambang Pohon Beringin tersebut. Selain itu, momentum Rapimnas bisa menjadi ajang evaluasi situasi dan kondisi perbaikan di internal partai, penilaian dalam keterbukaan dan demokrasi pada sebuah kegiatan musda akan ditilai, terkhusus di daerah yang dinamika terlalu tinggi, itulah diperlukan interpensi dari pusat yang akan menjadi penentu siapa yang akan memimpin DPD II Partai Golkar Kota Bandar Lampung apabila terlalu berdinamika.

Akan tetapi, terpenting bagi rakyat adalah, bagaimana politikus dapat merealisasikan janji politik ketika mereka nanti diberikan amanah menjadi eksekutif maupun legislatif, karena ketika menjadi pejabat bukan lagi pejabat partai akan tetapi pejabat untuk rakyat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *